Materi Muatan Lokal : Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) SMP Kelas 7
Pertumbuhan penduduk dunia yang cenderung pesat meningkatkan jumlah kebutuhan penduduk., baik kebutuhan primer maupun sekunder. Kodisi ini membuat industri meningkatkan produksinya
1. Dampak Pencemaran Air
a) Dampak Pencemaran air oleh limbah Rumah Tangga
Limbah Rumah tangga (pemukiman) mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukan sampah. Sementara, apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai akan mengakibatkan cahaya matahari terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
sampah anorganik. Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukan sampah. Sementara, apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai akan mengakibatkan cahaya matahari terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.
Limbah rumah tangga lainnya adalah deterjen atau sabun sisa pencucian. Deterjen atau merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.
Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Senyawa fosfat dalam air dapat merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, diantaranya penyakit kulit, kolera, disentri, dan penyakit lainnya.
b) Dampak Pencemaran air oleh limbah industri
Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP nomor 18 tahun 1999, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.
Ciri-ciri limbah B3 antara lain :
1) menyebabkan karat karena bersifat korosif,
2) mudah terbakar dan meledak,
3) beracun,
4) menyebabkan infeksi/ penyakit.
Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya..
Dampak lain akibat pencemaran air oleh limbah industri rusaknya ekosistem air yang ditandai dengan matinya organisme air seperti ikan, lumut, dan lain-lain